PENDOPO, BP – Menyikapi
pesta demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah (PEMILUKADA) Kabupaten PALI 9
Desember mendatang, sesepuh masyarakat Kabupaten PALI H Iskandar Anwar SE
berharap agar situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat tetap kodusif. Hal
ini disampaikan Iskandar saat disambangi BP di Kantor Asosiasi Pengusaha
Pribumi PALI (AP3), Kamis (13/8).
Munurut
Iskandar, suhu politik di Kabupaten PALI saat ini belum memanas karena
masyarakat belum mengetahui pasangan mana yang akan ditetapkan lolos sebagai
Cabup dan Cawabup oleh KPUD PALI.
Dikonfirmasi
mengenai issue adanya upaya penggagalan Pilkada di PALI dan upaya pengembalian
PALI pada Kabupaten Muara Enim, Iskandar dengan tegas menjawab bahwa dirinya
akan menjadi orang terdepan menolak dan menentang upaya tersebut.
“Upaya seperti
ini harus dicegah, kalau kita memang pejuang sejati jangan sampai gagal, apa
tidak mau PALI maju?” tukasnya.
“Mengapa kita
harus kembali lagi (pada Muara Enim, red), kita sudah capek. Sekarang ini kalau
kita mau berjuang kita harus legowo, kalau hanya karena sakit hati saya juga bisa
sakit hati karena saya tidak pernah dapat proyek pemerintah tapi saya tidak berkoak-koak
serta menjelekkan Pemkab PALI yang terpenting saat ini Kabupaten PALI sudah
jadi,” tambahnya.
Iskandar
mengharapkan agar para pejuang pembentukan PALI jangan pernah ada fikiran “Kalau
bukan karena saya PALI tidak akan jadi”, atau “kalau bukan saya wakilnya PALI
akan kacau”.
Sementara itu,
terkait kunjungan Bupati Muara Enim Ir H Muzakir Sai Sohar ke salah satu
kandidat calon Bupati PALI, Iskandar mengatakan bahwa dirinya akan melawan jika
Bupati Muara Enim terbukti mendukung pasangan tersebut.
“Kalau memang
terbukti Bupati Muara Enim mendukung pasangan tersebut kita akan melawan, apa
kepentingan Bupati Muara Enim mengapa harus mengurusi keadaan di dalam negeri
kita? Dan harus kita sadari PALI saat ini lebih maju kedepan dibanding Muara
Enim sendiri. Terbukti kalau di masa kita menginduk di Muara Enim dana proyek
pembangunan di PALI tidak lebih dari 40 Milyar, sedangkan tahun pertama APBD PALI
sendiri mencapai 700 Milyar lebih untuk membangun daerah ini,” tegasnya.
“Saya berharap
masyarakat Kabupaten PALI dapat menjaga stabilitas keamanan siapapun yang ingin
menjadi Bupati PALI agar tidak arogan, kalau memang tidak bisa menyatukan
masyarakat untuk apa memimpin dan yang paling penting, PALI tetap PALI tidak
akan kembali ke Muara Enim lagi, dan kalau ada upaya seperti itu kita akan
lawan dan saya akan menjadi orang terdepan,” pungkasnya.
Ditempat
terpisah, Mairil Apriyanto Ketua DPD PAN Kabupaten PALI menilai bahwa Kabupaten
Muara Enim pasti memiliki kepentingan terhadap Kabupaten PALI baik kepentingan
Ekonomi maupun kepentingan geo-politik.
“Kepentingan
ekonomi, dimana sampai saat ini PALI masih memiliki kaitan dengan Kabupaten
Muara Enim terutama mengenai 3 asset PALI yang masih dipertahankan Muara Enim,
sementara kepentingan geo-politik karena sebagian besar Kabupaten PALI
berbatasan langsung dengan Kabupaten Muara Enim jadi apapun gejolak yang
terjadi di PALI akan berpengaruh pada Muara Enim begitupun sebaliknya,”
paparnya.
Ditanya mengenai
pendapat PAN menyikapi issue upaya pengembalian PALI pada Muara Enim, Mairil
tidak berkomentar banyak. Menurutnya sesuai UU No. 7 Tahun 2013 tentang
pembentukan Kabupaten PALI, sudah harga mati menjadi daerah defenitif dan tidak
mungkin kembali lagi ke Muara Enim.
“Jadi tidak
mungkin lagi kalau PALI akan kembali ke daerah induk kecuali jika memang ada
Undang-undang yang mengatur itu,” ungkap Dibot sapaan akrab Mairil Apriyanto.
Dibot
mengharapkan suhu politik pada Pilkada perdana di PALI dapat sejuk, aman dan
damai.
“Dengan
kondusifnya Pilkada PALI maka tidak akan berpengaruh buruk pada masyarakat PALI
sehingga tujuan pembentukan PALI untuk mensejahterakan masyarakat dapat
terwujud,” tandasnya.(Team)