Adapun Skala prioritas Pembangunan PALI kedepan diantaranya adalah :
1. Perkantoran pemkab satu jalur/arah
Sebenarnya tidak terlalu repot bagi Pemkab PALI karena lahan yang saat ini dipakai untuk perkebunan Kelapa Sawit PT.Pemdas Agro Citra Buana di Simpang Raja adalah Asset Pemerintah.
2.Terminal induk dalam kota dan luar kota
Hingga saat ini PALI belum memiliki fasilitas yang reperesentatif untuk Terminal ini, sementara Terminal mini yang adapun belum sama sekali disentuh. Begitupun pengaturan jalur lalu lintas jika tidak disikapi dan direncanakan dari sekarang akan menyebabkan kemacetan luar biasa pada masa nya nanti.
3.Pasar induk dan pusat perbelanjaan
Sudah ada Tanah 30 Hektar yang telah digusur dan disiapkan untuk ini hibah dari Ali China. Hanya menunggu peng-Anggaran nya saja.
4.Akses jalan dan jembatan
Masih banyak jalan sentral yang belum tembus dan diperbaiki. Jalan ke Lubuk linggau, ke Muara Enim, ke Muba, dan ke Banyu Asin yang akses jalan dan jembatannya perlu dibangun atau diperbaiki.
5.Pemekaran kecamatan dan desa.
Jika pada masa Heri Amalindo sudah ada pemekaran 10 Desa, maka perlu kiranya potensi Kecamatan dimekarkan misalnya Kecamatan Penukal Barat yang meliputi desa-desa diseputaran ibu kota Pendopo dan lainnya.
6.Taman wisata
Sudah ada wacana untuk mengembangkan wisata Candi Bumi Ayu, dan wisata air dan danau yang memanfaatkan sungai besar dan rawa-rawa. Hanya saja butuh keseriusan dan team-team khusus, atau mengundang investor yang punya pengalaman mengelolanya.
7.Perusahaan listrik daerah
Listrik Daerah ini sangat penting karena mengurangi keter
Gantungan energi dari PLN yang jujur saja pengelolaannya belum optimal
Contoh yang bisa diambil adalah Kabupaten Pelalawan Riau. PALI punya potensi minyak bumi, gas, batubara, air, dan minyak biogas. Kenapa tidak menangkal kekurangan energi PLN ini dengan SDA yang ada. Dan tentu saja akan meningkatkan potensi PAD PALI
8.Kawasan industri berbahan dasar karet dan kelapa sawit
Sebagian besar rakyat PALI menggantungkan hidupnya pada potensi perkebunan karet dan sawit. Tapi orientasi selama ini hanya menjual bahan mentah ke luar negeri. Tatkala harga pasar internasional anjlok seperti sekarang ini, para petani merana. Kenapa tidak dibangun sentra industri dan pengolahan yang berbahan baku karet.Seperti : Ban Mobil, alat motor, alat HP dan lainnya. Boleh jadi mengundang investor luar, begitupun Pabrik minyak goreng dan turunannya. Ini yang harus dipikirkan oleh pengambil keputusan di PALI terutama Bupati dan DPR serta para Kepala SKPD-nya.
Tentu saja ini dibawah komando Perusda yang ditetapkan dalam Perda / Perdasus.
9.Pohon buah berbagai jenis sepanjang pinggir jalan se-pali raya.
Jika jalan di PALI dipinggirnya ditanami berbagai jenis buah, maka akan menjadi ikon daerah dan bermanfaat buat menyehatkan masyarakatnya. Hal ini juga akan menjadi potensi bisnis di PALI
10.Masjid terbesar dan 1 masjid 1 pns pembina Islam (hafidz) se pali raya
Umat Muslim adalah mayoritas di PALI, maka untuk pembinaan umat dan menegakkan cita-cita negeri relegius yang makmur, maka perlu pemerintah PALI menyiapkan pada tiap masjid pembina agama yang dibayar oleh pemerintah (PNS/Honda)
Tetapi harus orang yang Hafidz qur'an dan memiliki pemahaman islam yang mendalam.
11.Pembagian hasil migas dan pertambangan lain utk kawasan ring 1, 2 dan 3.
Kasus selama menjadi bagian dari Kabupaten Muara Enim harus dirubah. Pemerintah dalam hal ini DPR dan Pemkab PALI harus adil. Pengembalian dana dari pusat 68% seperti era Muara Enim jangan salah menempatkannya. Seharusnya ada Perda yang mengaturnya dimana desa/daerah penghasil diberi persentase besar menerimanya, selanjutnya desa/daerah di ring 2 sebagai penunjang aktifitas, dan ring 3 sebagai daerah yang terimbas. Terahir baru dialokasikan secara umum di APBD PALI. Jangan seperti masa lalu, Penghasilnya PALI, dana dialokasikan ke Semendo.
Untuk hal ini perlu Perda khusus seperti yang terjadi di Kabupaten Majalengka.
12.Kawasan Sentra Kerajinan, sentra buah dan pusat kuliner khas PALI
PALI memiliki banyak pengrajin misalnya pengrajin kaleng di pendopo, pengrajin tembikar di lematang, pengrajin bambu dan lainnya namun belum tersentuh oleh pemerintah PALI.
Begitupun tanaman buah khas PALI perlu dibudidayakan seperti Tampui, tajam buntut, kemayau, kayu manau, ridan, remanas dan lainnya. Dimana kayu nyapun merupakan bahan yang baik untuk rumah tangga.
Demikian pula kuliner khas PALI seperti : pekasam ijat balam, pede, gulai serbe, sagulurung dan sebagainya.
13. Perumahan bagi rakyat miskin PALI
Pemerintah juga belum punya kepedulian khusus terhadap warga miskin tuna wisma dikota maupun pedesaan.
Banyak tanah kas desa dan kelurahan yang bisa dimanfaatkan dengan memanfaatkan program APBN atau dianggarkan secara khusus oleh Pemerintah PALI bisa jadi bekerja sama dengan perbankan dan developer lokal/nasional membangun rumah murah dan kawasan pemukiman baru untuk masyarakat yang tidak mampu.
14.Validasi dan Kartu Jaminan khusus pendidikan, kesehatan, dan tunjangan sosial bagi warga miskin PALI
Hingga saat ini pemkab PALI masih mengandalkan data base Muara Enim. Padahal ada Tenaga Kerja Sukarela (TKSK) untuk mendata ulang begitupun Badan Stastistiknya.
Pemerintah harus lebih Peduli terhadap hal ini karena salah satu kunci kesejahteraan masyarakat PALI adalah gerakan sosial yang tepat sasaran dan bernilai keadilan.
15.Budi daya kerambah ikan disungai/danau se-PALI raya
Selain sebagai potensi air, PALI banyak sungai dan rawa yang bisa dimanfaatkan untuk pembudi dayaan ikan.
Perlu juga ditambahkan adanya pembibitan karet desa yang bibitnya benar-benar baik dan bermutu. Getah yang dak deras tahan terhadap penyakit batang/akar. Dan sebagainya.
Masih banyak lagi potensi lain yang belum tergali di bumi PALI kita berdoa dan berupaya kedepan PALI akan lebih baik dan akan lebih baik lagi ( NURUL)
nurul