Sabtu, 02 Mei 2015

PEDAGANG SAYURAN DAN BUMBU RUMAH TANGGA LESU KARENA PEMBELI SEPI

Teks photo :
Artida dan kalangan yang sepi

Abab – Pedagang sayuran dan bahan pokok rumah tangga harus selalu mengurut dada pasalnya hanya kebutuhan rumah tangga yang terus meranjak naik tajam harganya padahal ini adalah kebutuhan rumah tangga seharusnya mengenai barang pokok seperti ini menjadi perhatian pejabat Pemerintah, kami selaku pedagang kecil begini selalu mengurut dada dagangan harus abis ternyata tidak habis harus di bawah pulang kembali. Tentunya hal ini membuat kami terlebih dahulu sangat menderita terasa sangat pedih dan dan pedas sulit untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kami, apalagi saat ini kondisi ekonomi semakin rumit kata Ibu Artida Hamid sambil menunggu dagangan kecilnya. Seperti kami ini sangatlah susah kalau masakan kebutuhan rumah kami tidak tercukupkan meskipun bahan pokoknya mudah di cari dimana-mana juga ada, tapi pembelinya sepi dan pengunjungnya kurang karena pendapatan masyarakat desa tergantung dengan harga karet, sedangkan karet mingguan sangat murah mencapai Rp.4500/kilo ditambah lagi pendapatan keluarga kami hanya 45 kilo per tiga hari. Jadi coba banyangkan pak berapa nilai uang yang kami terima itupun bukan karet sendiri masih menyadap punya tetangga. Jadi harapan kami selaku pedagang kecil dan petani karet kecil sangatlah bingung untuk biaya hidup apalagi untuk menyekolahkan anaknya. Harapan kami selanjutnya memnita dengan pemerintah apa alasanya harga karet semakin anjlok dan rupiah semakin parah termasuk bahan pokok semakin mahal. Apa salahnya pemerintah pusat memberikan saran dan petunjuk agar kami petani kecil bisa hidup lega. Kata Artida (Hjr)
nurul
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Komentar via Facebook